A.
DEFACE
1. Pengertian Deface
Deface yang berdasarkan kamus UMUM berarti merusakkan; mencemarkan;
menggoresi; menghapuskan tetapi arti kata deface disini yang sangat lekat
adalah sebagai salah satu kegiatan merubah tampilan suatu website baik halaman
utama atau index filenya ataupun halaman lain yang masih terkait dalam
satu url dengan website tersebut (bisa di folder atau di file).
Deface adalah teknik mengganti atau menyisipkan file pada
server, teknik ini dapat dilakukan karena terdapat lubang pada sistem security
yang ada di dalam sebuah aplikasi. Hal ini bertujuan untuk melakukan perubahan
tampilan pada website korban dengan tampilan yang dimiliki oleh si defacer. Deface
merupakan sebuah serangan yang dilakukan untuk mengganti visual dari sebuah
website. Para hacker biasanya meninggalkan pesan dan nickname mereka agar hasil
kerjanya diketahui oleh khalayak hacker.
2. Jenis-Jenis
pen-Deface-an
Deface
dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan dampak pada halaman situs yang
terkena serangan terkait.
a. Full of page
Artinya
mendeface satu halaman penuh tampilan depan alias file index atau file lainnya
yang akan diubah secara utuh, artinya untuk melakukan ini biasanya
seorang 'defacer' umumnya harus berhubungan secara 'langsung' dengan box
(mesin) atau usaha mendapatkan priveleged terhadap mesin, baik itu root account
atau sebagainya yang memungkinkan defacer dapat secara Interaktif mengendalikan
file indek dan lainnya secara utuh. Umumnya dengan memanfaatkan kelemahan
kelemahan pada services-services yang berjalan di mesin, sehingga dapat
melakukan pengaksesan ke mesin.
b. Sebagian atau hanya menambahi
Artinya, defacer mendeface suatu situs tidak secara
penuh, bisa hanya dengan menampilkan beberapa kata, gambar atau penambahan
script-script yang mengganggu, hal ini umumnya hanya akan memperlihatkan
tampilan file yang di deface menjadi kacau dan umumnya cukup mengganggu,
defacer biasanya mencari celah baik dari kelemahan scripting yang digunakan
dengan XSS injection, bisa dengan SQL atau database injection dan juga beberapa
vulnerabilities yang seringkali ditemukan pada situs-situs yang dibangun
dengan menggunakan CMS (Content Manajemen System).
3. Penyebab terjadinya Deface
a. Penggunaan free
CMS dan open source tanpa adanya modification. Keseluruhan konfigurasi
menggunanakan default konfigurasi, akan memudahkan para defacer untuk menemukan
informasi file, directory, source, database, user, connection, dsb. Bagi para
blogger apalagi yang masih newbie melakukan modifikasi konfigurasi engine blog
bukanlah merupakan hal yang mudah. Namun tak ada salahnya kita meluangkan waktu
mencari berbagai pedoman dan mungkin bisa juga dengan melakukan instalasi
plugin untuk keamanan wordpress seperti wp firewall, login lock down,
stealth login, dan plugin lainnya untuk keamanan blog.
b. Tidak updatenya source atau tidak
menggunakan versi terakhir dari CMS. Hal ini sangat ini rentan, karena security
issue terus berkembang seiring masuknya laporan dan bugtrack terhadap source,
kebanyakan hal inilah yang menjadi sebab website mudah dideface. Oleh karena
hal itu diputuskan untuk melakukan upgrade pada blog ini.
c. Tidak adanya ada research yang
mendalam dan detail mengenai CMS sebelum digunakan & diimplementasikan.
Sehingga pemahaman dan pengetahuan dari webmaster hanya dari sisi
administrasinya saja, tidak sampai ke level pemahaman sourcecode.
d. Tidak adanya audit trail atau log
yang memberikan informasi lengkap mengenai penambahan, pengurangan, perubahan,
yang terjadi di website baik source, file, directory, dsb. Sehingga kesulitan
untuk menemukan, memperbaiki dan menghapus backdoor yang sudah masuk di
website.
e. Jarang melakukan pengecekan terhadap
security update, jarang mengunjungi dan mengikuti perkembangan yang ada di
situs-situs security jagad maya. Sehingga website sudah keduluan di deface oleh
sebelum dilakukan update dan patch oleh webmaster.
f. Kurangnya security awareness dari
masing-masing personel webmaster & administrator. Sehingga kewaspadaan
terhadap celah-celah keamanan cukup minim, kadangkala setelah website
terinstall dibiarkan begitu saja. Kurangnya training dan kesadaraan akan
keamanan website seperti ini akan menjadikan website layaknya sebuah istana
yang tak punya benteng.